Deluna, Balita Penderita Kelainan Syaraf dari Gerung yang Dibesarkan Nenek dan Kakek

Mei 8, 2025 - 09:20
Mei 8, 2025 - 23:13
 0  3
Deluna, Balita Penderita Kelainan Syaraf dari Gerung yang Dibesarkan Nenek dan Kakek
Deluna Balita Dengan Kelainan Syaraf Dari Gerung ( Foto : Insidelombok.com )

Gerung, LombokLite.com – Namanya Deluna Shaqliena A-Qodri. Usianya baru 2,5 tahun, tapi hidupnya sudah penuh perjuangan. Sejak usia dua minggu, Deluna ditinggal ibunya yang merantau ke luar negeri. Ayahnya? Tak pernah sekalipun datang menengok.

Kini, Deluna tinggal bersama kakek dan neneknya di Dusun Luwuk, Desa Tempos, Kecamatan Gerung, Lombok Barat. Yang bikin haru, Deluna mengidap gangguan syaraf yang bikin tubuh mungilnya lumpuh sejak umur 8 bulan. Ia tak bisa duduk, tak bisa bicara, dan belum bisa bermain seperti balita lainnya.

“Dua kali seminggu saya antar cucu saya ini terapi ke Rumah Sakit Gerung,” cerita sang nenek, Fatimah, sambil menggendong Deluna dengan penuh kasih.

Fatimah dan suaminya, Muliadi, benar-benar jadi pahlawan untuk cucu tercinta. Meski hidup serba kekurangan, mereka rela berhenti bekerja demi merawat Deluna. Fatimah berhenti jualan di pasar Gerung, sementara Muliadi kini jadi pengarat rumput untuk sapi milik orang—hasilnya dibagi dua saat sapi dijual.

Meski hidup sederhana, keluarga kecil ini tetap mendapat bantuan seperti PKH, BPJS, dan rumah dari bantuan pasca-gempa. Posyandu rutin juga tetap berjalan buat Deluna.

Namun, ada satu harapan kecil dari Fatimah: kemudahan untuk membawa Deluna terapi. Jarak ke RSUD Tripat Gerung cukup melelahkan. Kadang harus minta tolong warga.

“Kalau bisa ada pelayanan kesehatan yang turun ke sini. Atau paling tidak, bisa dapat kursi bayi biar bisa diajak keluar lihat dunia,” harap Fatimah sambil mengelus rambut Deluna.

Sang Kadus, Sofian, membenarkan cerita pilu ini. Ia bilang Deluna ditinggal sejak masih dalam kandungan—orang tuanya bercerai sebelum ia lahir. Sejak itu, tak ada kabar dari orang tua.

Kepala Desa Tempos, Sudirman, juga menambahkan kalau desa sudah ikut turun tangan bantu semampunya—dari sembako, telur, susu, hingga program stunting. Tapi jelas, dukungan dari level lebih tinggi masih sangat dibutuhkan.

Kami mengajak siapa pun yang membaca cerita ini untuk ikut peduli. Kadang, perubahan besar dimulai dari langkah kecil—seperti menyebarkan kisah kecil dari Dusun Luwuk ini.

shidayat Hobi menulis