Rinjani Cantik Tapi Penuh Sampah? Menteri Kehutanan Terjun Langsung Terapkan Aturan Baru

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni sebut Rinjani cantik tapi pusat sampah. Kini aturan ketat diterapkan untuk menjaga kebersihannya. Simak langkah “Zero Waste” terbaru yang bikin pendaki wajib bawa turun sampah sendiri.

Mei 20, 2025 - 21:27
 0  2
Rinjani Cantik Tapi Penuh Sampah? Menteri Kehutanan Terjun Langsung Terapkan Aturan Baru
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni saat meninjau langsung kawasan Gunung Rinjani Bersama Gubernur NTB ( Foto : FlashLombok )

Lombok Timur Gunung Rinjani kembali jadi sorotan, bukan karena keindahannya, tapi karena tumpukan sampah yang ditinggal para pendaki. Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni pun angkat suara, bahkan menyebut Rinjani sebagai “cantik tapi pusat sampah” lewat akun Instagram pribadinya.

Pernyataan ini memang menohok, apalagi bagi warga Lombok. Tapi sebenarnya, itu bukan untuk menyudutkan, melainkan jadi alarm agar kita semua lebih peduli.

Raja Juli turun langsung ke jalur pendakian dan mengecek program “Rinjani Zero Waste”—konsep baru di mana semua barang bawaan pendaki didata, dikemas ulang, dan wajib dibawa turun kembali. Jika melanggar? Pendaki bakal masuk daftar hitam selama 5 tahun!

Bagi Menteri Raja Juli, ini bukan aturan sok ketat, tapi cara untuk menyelamatkan Rinjani agar tetap indah dan bisa dinikmati generasi berikutnya. “Mari jaga Rinjani tak hanya cantik, tapi juga bebas sampah,” ujarnya.

Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal juga turun tangan langsung bareng Menteri, memastikan program ini berjalan di lapangan. Ia menegaskan pentingnya pariwisata berkelanjutan agar Rinjani tak rusak karena eksploitasi berlebihan. "Kita jaga Rinjani, bukan cuma untuk kita, tapi juga untuk anak cucu nanti,” ujarnya.

Gunung Rinjani memang memesona. Tapi tugas kita bukan cuma mendaki, melainkan ikut merawatnya. Biar cantiknya tetap abadi, bebas dari plastik dan jejak egois manusia.

samsuhid Penulis lepas, web manager, pengusaha, kadang koresponden. Saya cuma suka berbagi hal-hal bermanfaat di dunia digital—nggak lebih, nggak kurang.